Merancang Hidup Kader dengan Logika Terbalik: Bukan Tentang Goals, Tapi Hindari Lubang
🔀 Read in English 🇬🇧
Selamat Datang di IPM Ranting Dahu
Merancang Hidup Kader dengan Logika Terbalik: Bukan Tentang Goals, Tapi Hindari Lubang
Waktu itu, aku pernah ngotot banget bikin goal tahunan: jadi Ketua IPM Ranting, hafal 5 juz, bisa bikin video dokumenter kegiatan, dan rajin bangun sebelum subuh. Tulisannya udah cakep banget, pakai spidol warna-warni, ditempel di tembok kamar. Tapi ternyata… yang aku lakukan selama dua bulan pertama cuma: scroll HP, ikut rapat yang nggak jelas arah, dan ngerasa bersalah tiap lihat poster itu.
Akhirnya, aku lepas semua stiker “pencapaian”. Bukan karena aku menyerah, tapi karena aku sadar: mungkin cara mikirku yang salah arah.
Kita terlalu sering dikasih narasi “kejar mimpi”, “tetapkan tujuan”, atau “buat roadmap hidupmu”. Tapi jarang ada yang ngajarin: “coba deh, hindari lubang dulu aja.”
Logika terbalik ini aku temukan dari sebuah video tentang Charlie Munger, si partnernya Warren Buffett. Dia bilang: “Jika kamu ingin hidup yang baik, pikirkan apa yang membuat hidupmu buruk, lalu hindari itu.”
Awalnya kedengarannya nyeleneh. Tapi makin aku amati, justru cara mikir itu yang bikin hidup kader kayak kita jadi lebih ringan. Apalagi kalau udah ngurus organisasi, kuliah, amanah sana-sini, dan tetep disuruh senyum kayak nggak ada apa-apa.
Cerita Kader yang Gagal karena Terlalu Sempurna
Aku punya temen. Namanya aku samarkan aja: R. Dia kader aktif, ikut BEM, IPM, dan dua komunitas luar. Di atas kertas, dia kayak orang sukses. Tapi tiap malam dia curhat di chat grup: “Gue capek, tapi nggak bisa berhenti.” Lama-lama, dia burnout. Bolos rapat, nilainya turun, dan akhirnya mundur dari semua jabatan.
Apa yang salah? Dia terlalu banyak ngejar “yang harus dicapai” tapi lupa menata “apa yang jangan dilanggar”. Dia nggak punya filter. Semua kesempatan dia ambil. Semua amanah dia iya-in. Sampai akhirnya dia nggak tahu lagi mana yang penting, mana yang bikin dia rusak pelan-pelan.
Balik Mikirnya: Hindari Dulu Lubang Paling Dalam
Logika terbalik ngajarin kita buat mikir kayak ini: bukan “aku harus jadi pemimpin keren yang dikenal”, tapi “jangan sampai aku jadi pemimpin yang bikin organisasi stagnan”. Bukan “aku harus punya 3 program unggulan”, tapi “jangan bikin program yang bikin anggota malah males ngaji”.
Itu kayak main ular tangga. Bukan soal naik terus, tapi soal jangan jatuh ke kotak ular. Ada yang kelihatan naik cepat, eh… malah kena ular dan balik ke awal. Padahal kalau dia pelan tapi aman, bisa nyampe finish duluan.
Pernah nggak sih kamu ngerasa capek bukan karena sibuk, tapi karena sibuknya nggak jelas? Nah, itu biasanya karena kamu nggak tahu “lubang” apa yang harus kamu hindari.
Tanda-Tanda Kamu Lagi Gali Lubang Sendiri
Beberapa lubang yang sering kita gali sendiri tanpa sadar:
- Menerima semua ajakan rapat karena nggak enak nolak
- Maksain ikut semua kegiatan padahal badan udah minta istirahat
- Ngasih ide tapi kamu sendiri yang ngerjain karena nggak percaya orang lain bisa
- Membiarkan struktur organisasi cuma jadi formalitas tanpa komunikasi
Dan lubang paling dalem biasanya bukan yang kita lihat, tapi yang kita abaikan karena udah terbiasa.
Kadang, jadi kader bukan soal cari tempat untuk bersinar. Tapi cari tempat yang nggak bikin kita kehilangan arah.
Kenapa Hindari Itu Justru Lebih Jujur dari Mengejar Ini
Waktu kita nulis target, seringnya kita ngasal: “harus hafal 3 juz”, “harus naik jabatan”, “harus jadi inspirasi kader lain”. Tapi pas ditanya: “Kalau gagal, apa yang akan rusak dari hidupmu?”, kita bingung jawabnya.
Kebanyakan dari kita nggak takut gagal karena gagal itu buruk. Tapi karena takut diomongin orang. Takut dibilang gak berkembang. Takut keliatan biasa aja. Padahal… jadi orang biasa tapi gak jadi racun buat lingkungan itu prestasi lho.
Kadang, prestasi kader itu bukan karena dia bikin hal hebat. Tapi karena dia nggak bikin rusak yang udah ada.
Logika Inversi: Cocok Buat Kamu yang Malas Tapi Serius
Buat yang males bikin target, kabar baik: kamu nggak harus jago bikin goal. Cukup ngerti cara menghindar.
Contoh:
- Bukan “aku harus lebih aktif di rapat”, tapi “jangan bikin orang males datang karena kamu bosenin”.
- Bukan “aku harus punya ide dakwah viral”, tapi “jangan bikin dakwah yang malah ninggalin orang”.
- Bukan “aku harus produktif tiap hari”, tapi “jangan ngabisin waktu untuk hal yang bikin menyesal”.
Kadang hidup yang baik bukan karena kita punya banyak langkah maju, tapi karena kita menghindari langkah mundur yang nggak perlu.
Bikin Daftar Lubang, Bukan Daftar Cita-Cita
Coba sekarang ambil kertas. Jangan tulis “aku mau jadi apa”, tapi tulis:
- Hal-hal yang bikin kamu menyesal dalam organisasi.
- Hal-hal yang bikin kamu jenuh tiap tahun.
- Hal-hal yang kalau kamu ulang lagi, kamu tahu itu bikin capek batin.
Dari situ, baru kamu bisa bikin hidup kadermu lebih waras. Kamu tahu apa yang harus dihindari. Kamu tahu kapan harus berhenti. Kamu tahu kapan harus cuek tanpa rasa bersalah.
Tips Praktis: Inversi Gaya Kader IPM
- Bikin "Jangan List" bukan "To Do List"
Contoh: jangan buka HP saat rapat, jangan ngomong kalau gak bener-bener penting, jangan kepedean pegang semua program. - Evaluasi kegagalan, bukan evaluasi target
Kadang, “aku gagal” lebih jujur dari “aku belum berhasil”. Tulis kenapa kamu gagal dan apa yang bisa kamu hindari agar gak jatuh di lubang yang sama. - Rehat tanpa dosa
Rehat itu bukan bentuk kemunduran. Tapi salah satu bentuk perlindungan diri dari ambisi kosong. - Latih skill berkata ‘nggak’
Menolak itu skill yang langka di organisasi. Latih pelan-pelan: “Saya belum bisa bantu sekarang.” atau “Boleh saya pikirkan dulu?” - Selipkan humor dan kejujuran
Kadang, kader yang jujur bahwa dia bingung justru lebih disukai daripada yang sok bisa tapi kabur di tengah jalan.
Menutup Tanpa Selesai
Kamu nggak harus selesai hari ini. Kamu nggak harus jadi contoh sempurna. Kamu cukup belajar untuk gak jatuh di lubang yang sama dua kali. Itu udah keren.
Dan kalau kamu ngerasa hidupmu kayak gak ke mana-mana, mungkin bukan karena kamu gak punya arah. Tapi karena kamu belum tahu lubang mana yang harus kamu hindari.
Mikir terbalik bukan cara berpikir orang gagal. Tapi justru itu strategi orang waras di tengah dunia yang sibuk bikin kita terlihat sibuk.
Jadi, kalau kamu udah capek ngejar goals yang gak kamu ngerti tujuannya, coba tarik napas, lalu tanya: “Lubang apa yang selama ini aku gali sendiri?”
Dan dari situ, perjalanan kadermu bisa dimulai. Bukan dari mimpi yang terlalu jauh, tapi dari menghindari jebakan yang ada di depan mata.
Welcome to IPM Ranting Dahu
Designing a Cadre’s Life with Inverted Logic: Not About Goals, But Avoiding Potholes
Back then, I made this big yearly goal poster: become head of IPM Ranting, memorize 5 Juz, create a documentary, and wake up before dawn every day. It looked super pretty—colorful markers and stuck on my wall. But guess what I did in the first two months? Just scroll endlessly, attend confusing meetings, and feel guilty every time I glanced at that poster.
Eventually, I peeled off all the "achievement stickers." Not because I gave up—but because I realized maybe my thinking was heading in the wrong direction.
We’re too often fed with “chase your dreams,” “set your goals,” or “make a life roadmap.” But no one really teaches us to ask: “What if we just… avoid the traps first?”
This inverted logic came to me from a video about Charlie Munger, Warren Buffett’s buddy. He said: “If you want a good life, think about what would ruin your life, and avoid that.”
Sounds odd at first. But the more I sat with it, the more I saw it’s actually the thinking that keeps a cadre’s life less stressful. Especially when you’re juggling school, roles in multiple orgs, expectations, and still told to smile like nothing’s wrong.
A Cadre Who Failed Because He Was Too Perfect
Let me tell you about a friend—let’s call him R. He was super active: BEM, IPM, and two outside communities. On paper, he looked successful. But late at night, he'd rant in the group chat: “I’m tired, but I can’t stop.” Slowly, he burned out. Skipped meetings, grades dropped, and he quit everything.
What went wrong? He chased too many “shoulds” without setting “what must be avoided.” No filters. Every opportunity was a yes. Every responsibility became his. Until he no longer knew what mattered and what was quietly breaking him inside.
Flip It: First, Avoid the Deepest Holes
Inverted thinking goes like this: not “I want to be a respected leader,” but “I don’t want to be the kind who makes the organization stagnant.” Not “I want to launch three flagship programs,” but “I don’t want to run something that makes members stop coming.”
It’s like playing Snakes and Ladders. It’s not about climbing fastest, but avoiding the snake spots. Some move quickly but slide back down. Someone else might move slowly but gets to the end safely.
Have you ever felt tired not because you’re busy, but because the busyness feels meaningless? That’s often because you don’t know what “hole” you’re supposed to avoid.
Signs You’re Digging Your Own Hole
Some common self-dug holes:
- Joining every meeting just because you feel bad saying no
- Forcing yourself to join all activities though you’re clearly exhausted
- Giving out ideas but doing all the work because you don’t trust others
- Letting your organization become all form, no actual communication
And the deepest hole is often the one we ignore—because we’ve grown used to falling into it.
Sometimes, being a cadre isn’t about being a star. It’s about not losing direction while holding the torch.
Why Avoiding Is More Honest Than Chasing
When we set goals, we often just bluff: “Memorize 3 Juz,” “Move up the ladder,” “Inspire others.” But if asked, “What will ruin you if you fail?” — we go blank.
Most of us aren’t scared of failing because failure hurts. We’re scared of what people will say. Of being seen as ordinary. Of not “growing.” But… being ordinary without becoming toxic? That’s a win.
Sometimes, a cadre's real achievement isn’t in what they do. It’s in what they refuse to destroy.
Inversion Thinking: Perfect for the Lazy But Serious
For those who suck at setting goals—great news. You don’t need fancy plans. You just need to dodge wisely.
Examples:
- Not “I should be more active in meetings,” but “Don’t be the reason people stop showing up.”
- Not “I need a viral dakwah idea,” but “Don’t make it so preachy that people walk away.”
- Not “Be productive every day,” but “Don’t waste time on stuff you’ll regret.”
Sometimes a meaningful life isn’t from all the right steps forward—but from skipping the wrong backward ones.
Make a “Hole List,” Not a Dream List
Grab a sheet. Skip “what I want to be.” Instead, write:
- Things in your org life that drain you.
- What makes you jaded every year.
- What habits burn your spirit slowly.
That’s where the clarity kicks in. You’ll know what to avoid, when to stop, and how to say no without guilt.
Practical Tips: Cadre Life in Inversion Mode
- Make a “Don’t List,” not a To-Do List
Examples: don’t check your phone in meetings, don’t talk unless it helps, don’t try to own every program. - Evaluate failures, not goals
Sometimes “I failed” is more honest than “I’m still trying.” Write why it failed and what hole you’ll dodge next time. - Rest without guilt
Resting isn’t a setback—it’s self-defense against empty ambition. - Practice saying “no”
Saying no is a rare skill. Start with: “I can’t help just yet,” or “Let me think about it first.” - Insert humor and honesty
A cadre who admits they’re confused is often more likable than one who pretends to get it but disappears later.
Ending Without a Finish Line
You don’t need to be done today. You don’t have to be perfect. Just learn not to fall into the same hole twice—that’s progress.
And if your life feels like it's going nowhere, maybe it’s not because you lack direction—but because the road is full of holes you haven’t seen yet.
Inversion isn’t for losers. It’s a survival tactic for staying sane in a world that forces you to look shiny.
So if you’re tired of chasing blurry goals, take a breath, and ask: “What pit have I been digging for myself?”
From there, your journey as a cadre begins. Not from lofty dreams—but from the humility to avoid obvious traps.

Post a Comment for "Merancang Hidup Kader dengan Logika Terbalik: Bukan Tentang Goals, Tapi Hindari Lubang"
Post a Comment