Ketika Tugas Organisasi Menggeser Waktu Ngaji: Bagaimana Menjaga Prioritas?

Bahasa Indonesia

Selamat Datang di IPM Ranting Dahu

Dulu, ada satu momen absurd. Aku sedang jadi notulis di rapat pleno, mata udah buram jam setengah 11 malam. Tiba-tiba ada notifikasi masuk: “Kajian rutin sudah dimulai, yuk ikut.” Aku cuma bisa natap layar HP... sambil mikir, “Kajian yang mana? Aku bahkan belum sempat shalat Isya barusan.”

Dan di situlah semuanya jadi kacau. Bukan cuma waktu yang bergeser. Tapi rasa. Rasa bersalah. Rasa jauh.

Ini bukan soal jadi sok sibuk. Tapi kadang realitanya begitu. Kita di IPM, IMM, atau organisasi lain sering banget harus pilih: ikut kajian, atau selesaikan proposal. Ngaji sendiri di mushola, atau rapat sama kakak pembina. Dan lucunya, dua-duanya ‘kayaknya’ baik. Tapi pas udah terus-terusan kejadian, hati mulai kerasa ada yang hambar.

Pernah nggak sih ngerasa kayak gitu?

Beberapa teman pernah cerita. Ada yang dulunya rajin ngaji, tapi semenjak pegang divisi acara, mushafnya mulai berdebu. Ada juga yang bilang, “Aku masih ngaji kok, tapi sekarang waktunya cuma bisa di sela-sela makan siang.”

Dan kadang kita pakai alasan klise: “Ini kan juga ibadah. Organisasi itu juga bagian dari dakwah.” Hmm. Emang sih. Tapi kita tau, nggak semua aktivitas organisasi bisa gantiin rasa damainya baca Qur’an.

Kenapa Bisa Begitu?

Karena kita sering lupa, organisasi itu cuma jalan. Bukan tujuan. Kita sibuk banget mikirin program kerja sampai lupa... yang ngasih keberkahan itu bukan proposal yang rapi, tapi Allah. Dan kalau kita sibuk banget sampe jauh dari Allah, ya apa nggak ironis?

Ngaji Bukan Sekadar Duduk Baca Qur’an

Ngaji itu bukan cuma soal hafalan. Tapi soal menjaga koneksi. Dan itu cuma bisa terjaga kalau kita sengaja sisihkan waktu. Bukan sisa-sisa waktu.

Mungkin perlu kita tanya ke diri sendiri:
“Kalau hari ini aku sibuk 12 jam buat organisasi, tapi gak sempat buka Qur’an, aku sedang jaga apa?”

Gimana Biar Tetap Waras?

Nggak ada rumus sakti sih. Tapi beberapa hal ini bisa bantu:

  • Jangan nunggu longgar baru ngaji. Waktu nggak akan pernah ‘pas’. Kita yang harus atur, bukan ditunggu.
  • Bikin jadwal ngaji kayak bikin jadwal rapat. Serius. Tulis di to-do list: ‘Ngaji jam 7 pagi, 1 halaman’.
  • Punya teman ngaji yang bisa saling ingetin. Kadang bukan males, tapi lupa. Kalo ada yang ingetin, jadi semangat lagi.
  • Kurangi rapat yang gak perlu-perlu amat. Kalau bisa via chat, kenapa harus kumpul dua jam?

Cerita Lain yang Ngena Banget

Ada satu kakak tingkat di IPM cabang, dulu super sibuk. Ketua panitia ini, koor itu. Tapi dia selalu ngaji tiap habis Subuh, bahkan kadang sebelum rapat dia bilang: “Tunggu ya, aku mau setor hafalan dulu.” Dulu aku pikir itu lebay. Tapi ternyata itu disiplin. Dan justru karena itu dia kuat di organisasi. Nggak gampang stres, nggak gampang baper.

Kadang Kita Ngerasa Sendirian

Ini juga perlu diomongin. Banyak pelajar aktif organisasi ngerasa ‘tertinggal’ secara ruhani. Lihat teman lain yang hafalannya nambah, kita masih stuck di juz 30 halaman itu-itu aja. Tapi tahu nggak? Yang penting bukan cepet-cepetan. Tapi tetep jalan.

Kesimpulan Tapi Bukan Penutup

Nggak ada yang salah jadi aktivis. Tapi kalau aktivitas bikin kita jauh dari sumber kekuatan kita (baca: Qur’an, shalat tepat waktu, dzikir), ya berarti ada yang perlu dikaji ulang.

Organisasi bisa bubar. Jabatan bisa berakhir. Tapi hati yang udah kering? Butuh waktu lama buat pulih.

Cobalah Tanya Lagi ke Diri Sendiri

“Aku ikut organisasi buat apa?”
Kalau jawabannya adalah “buat lebih dekat ke Allah, lebih bermanfaat,” ya pastikan cara kita nggak justru menjauh dari Dia.


English Version

Welcome to IPM Ranting Dahu

One night I was typing the minutes for a meeting. It was already 10:30 PM. My eyes blurry, fingers sore. Suddenly my phone buzzed: “Kajian has started, come join.” And I just stared at it... half guilty, half tired.

I didn’t even pray Isya yet.

That’s when I knew—something was off.

We often joke about being too busy for ourselves. But sometimes it's no joke. We who live in student organizations—IPM, IMM, others—are often torn: Quran class or event prep? Shalat jamaah or team meeting?

And both seem good. But when it happens too often, you feel... hollow.

Friends told me the same story. One used to recite Qur’an daily, now her mushaf is collecting dust. Another said, “I still read, but only during lunch breaks.”

Then we make that classic excuse: “But this is also ibadah, right?” Hmm. Kinda. But you and I both know that nothing replaces the inner peace of being close to Allah through His words.

Why Do We Drift?

Because we forget. Organization is just the tool, not the goal.

We obsess over program design, while forgetting who gives barakah. If you're constantly busy yet feeling far from Allah—then something’s off.

Qur’an Time Isn’t Optional

It’s connection. Not checklist.

Don’t read Qur’an when you have time. Make time. Force it if you must.

Ask yourself:
“If I can spend 12 hours in meetings, but not 10 minutes with Qur’an, what am I really building?”

Tips to Stay Sane

There’s no hack. But this might help:

  • Don’t wait for free time. Qur’an won’t magically fit. You fit it.
  • Schedule Qur’an like meetings. Yes, put it on your to-do list.
  • Have a Qur’an buddy. Someone who’ll say, “Bro, how many verses today?”
  • Cut unnecessary meetings. If it can be texted, don’t meet for 2 hours.

Real-Life Story That Hit Me

There’s this senior in our IPM branch. Super busy guy. But he always reads Qur’an after Fajr. Sometimes he’d even say, “Hold the meeting, I’m reviewing my memorization.” I thought it was dramatic. But no—it was discipline.

And that made him strong in leadership too.

You’re Not Alone

Some of us feel left behind spiritually. Others are memorizing surahs, and you’re still stuck on the same few pages. But hey, it's not a race. Keep walking.

Not a Neat Ending

Being an activist isn’t wrong. But when your activism steals you away from the very Source of your strength—something has to change.

Organizations fade. Positions end. But a dry heart... takes forever to fix.

Ask Yourself Again

“Why did I join this?”
If your answer is “to be closer to Allah, to help others,” then... make sure your path isn’t pulling you away from Him.

Post a Comment for "Ketika Tugas Organisasi Menggeser Waktu Ngaji: Bagaimana Menjaga Prioritas?"