Langkah Mundur yang Menyelamatkan: Kaidah Stoik & Inversi untuk Kader Dakwah
🔀 Read in English 🇬🇧
Selamat Datang di IPM Ranting Dahu
Langkah Mundur yang Menyelamatkan: Kaidah Stoik & Inversi untuk Kader Dakwah
Ada momen aneh di suatu rapat IPM, saat kita sudah jungkir balik nyiapin acara, udah ngumpulin proposal, ngejar dana, bahkan sampai minjem infocus ke rumah guru agama… tapi di hari-H, peserta cuma enam orang. Dua di antaranya panitia. Sisanya? Anak kelas sebelah yang salah masuk ruangan.
Pernah kan? Atau setidaknya pernah denger cerita kayak gitu. Yang ngebuat kita bertanya: ini salah kita? Salah siapa? Atau emang dunia sedang tidak berpihak pada niat baik?
Nah, sebelum kamu mulai mikir buat resign dari kepanitiaan atau nulis caption sedih di Instagram, saya mau ngajak kamu ngopi dulu. Ngopi sambil ngobrolin sesuatu yang agak kuno, agak nyebelin, tapi lumayan menyelamatkan: stoikisme dan inversi.
Stoikisme Bukan Berarti Pasrah
Stoikisme itu bukan soal "yaudah lah, terima aja", tapi lebih ke: “apa yang bisa saya kendalikan?” Kuncinya ada di sini: kita gak bisa kontrol hasil, tapi kita bisa kontrol niat, sikap, dan cara kita bersikap kalau hasilnya zonk.
Pas acara sepi tadi, mungkin kita udah maksimal—tapi ya udah, yang datang ya segitu. Mau ngamuk juga gak bakal bikin kursi makin penuh. Yang bisa kita kendalikan adalah: cara kita menanggapi. Nangis boleh. Tapi nangis sambil evaluasi dan makan gorengan.
Inversi: Mikir Terbalik Biar Nggak Terjebak
Nah, ini bagian menariknya. Inversi itu seni mikir kebalikan. Alih-alih tanya, “gimana cara sukses?”, kita tanya, “gimana caranya gagal total?”
Misalnya, “Gimana caranya bikin acara gagal?” Jawabannya bisa: nggak koordinasi, ngarepin semua orang antusias tanpa dikasih info, atau sibuk bikin desain pamflet sampai lupa koordinasi MC. Lalu dari situ, kita tinggal hindari hal-hal itu.
Keliatannya nyeleneh. Tapi kadang cara paling efektif buat selamat itu bukan mengejar sukses, tapi menghindari gagal yang konyol.
Kader Dakwah Gak Harus Ngebut Terus
Kita ini kadang terlalu sibuk jadi versi IPM yang rajin, ideal, dan sibuk ngurus semua agenda. Tapi lupa kalau kader juga manusia. Kadang harus mundur. Bukan untuk menyerah, tapi biar bisa lihat ulang: ini jalan yang benar, atau kita cuma lari di tempat?
Mundur itu bukan berarti gagal. Kadang justru itu satu-satunya cara supaya kita gak meledak. Seorang kawan pernah bilang, “Kalau kamu ngerasa terlalu lelah buat terus aktif, mungkin bukan kamu yang lemah. Mungkin ritmenya yang salah.”
Tips Nyeleneh Tapi Waras
Berikut beberapa tips buat kamu yang mulai ngerasa kayak kader robot:
- Tanya kebalikannya: Kalau mau sukses, coba tanya dulu: “Gimana caranya bikin ini gagal total?” Lalu hindari.
- Tunda postingan pencitraan: Gak semua rapat harus diposting. Kadang yang perlu adalah tidur setelahnya.
- Mundur itu sah: Cuti dulu seminggu, tidur, nonton kartun. Besok balik lagi dengan kepala dingin.
- Evaluasi bukan penghakiman: Rapat evaluasi jangan jadi sesi saling salahin. Lebih baik kita semua saling traktir dulu, baru bahas salahnya di mana.
Penutup Tapi Bukan Tamat
Kalau kamu lagi capek jadi kader, percayalah… kamu nggak sendiri. Kita semua pernah mikir mundur. Tapi kalau kamu mundur dengan niat belajar, itu bukan mundur. Itu manuver.
Dan stoikisme ngajarin: kendali itu bukan soal pegang dunia, tapi pegang diri. Inversi ngajarin: kadang cara paling aman adalah menghindari lubang, bukan nekat ngegas.
Yuk pelan-pelan. Nggak perlu sempurna. Nggak semua orang lahir jadi ketua umum. Tapi semua orang bisa belajar mikir lebih waras. Dan kadang, itu dimulai dari langkah kecil: berani bilang, “Aku butuh istirahat.”
Welcome to IPM Ranting Dahu
The Backward Step That Saves: Stoic & Inversion Thinking for Young Activists
There was this weird moment in one of our student meetings. We’d prepared for weeks—proposals done, budget chased, borrowed a projector from our teacher… but on the big day, only six people showed up. Two of them were committee members. The rest? Students from another class who walked into the wrong room.
Sounds familiar? Or at least you've heard similar tales. It makes you wonder: was it our fault? Someone else’s? Or is the universe just not into good intentions?
Before you rage-quit or write a dramatic Instagram caption, let’s chill. Let’s grab coffee and talk about something old, kinda annoying, but surprisingly life-saving: stoicism and inversion thinking.
Stoicism Isn’t Just Giving Up
Stoicism isn’t about “just accept it.” It’s more like: “What can I control?” Here’s the trick: we can’t control outcomes, but we can control our intentions, our attitude, and how we respond when things go south.
Like that failed event. Maybe we did our best—still, only six showed up. Yelling won’t make more chairs fill up. But we can choose how we react. Cry if you want. But cry while evaluating... and eating fried tofu.
Inversion: Think Backwards to Move Forward
Here comes the fun part. Inversion is the art of thinking in reverse. Instead of asking “how to succeed?”, ask “how do I make this fail miserably?”
For example: “How do I make this event flop?” Answers: no coordination, hope people show up without being told, obsess over poster design but forget the MC. Then? Just avoid doing those.
It sounds silly, but sometimes the smartest way to stay sane is not chasing success—but dodging the dumbest failures.
Activists Don’t Have to Always Go Fast
Sometimes we’re too busy being the perfect student rep—active, committed, busy with events. But we forget that we’re human. It’s okay to take a step back. Not to quit, but to check if we’re running in the right direction.
Stepping back doesn’t mean failure. Sometimes it’s the only way not to explode. A friend once told me, “If you feel too tired to stay active, maybe you’re not weak. Maybe the rhythm’s just wrong.”
Weird But Sane Tips
Here are a few tips for those who feel like a robotic activist:
- Ask the reverse: Instead of “how to win?”, try “how to ruin this?” Then do the opposite.
- Post less, rest more: Not every meeting needs to be posted. Sometimes, sleep is the content.
- Step back if needed: Take a break. Sleep. Watch cartoons. Then come back clear-headed.
- Evaluate with empathy: Don’t use meetings to blame. Maybe treat each other first—then talk mistakes over dessert.
Not an Ending, Just a Pause
If you’re tired of being a student rep, trust me… you’re not alone. We’ve all thought of quitting. But stepping back to reflect? That’s not quitting. That’s maneuvering.
Stoicism teaches us: control isn’t about holding the world, but holding ourselves. Inversion teaches us: avoiding dumb mistakes is smarter than chasing perfect plans.
Let’s go slow. No need to be perfect. Not everyone’s born to be a chairperson. But everyone can learn to think clearer. Sometimes, it starts with one small step: daring to say, “I need rest.”
Post a Comment for "Langkah Mundur yang Menyelamatkan: Kaidah Stoik & Inversi untuk Kader Dakwah"
Post a Comment