Kenapa Aktivis Pelajar Butuh Detoks Digital (dan Gimana Caranya Secara Islami)
Selamat Datang di IPM Ranting Dahu
Kenapa Aktivis Pelajar Butuh Detoks Digital (dan Gimana Caranya Secara Islami)
Saya nulis ini pas HP saya lagi mati. Bukan karena sadar, tapi karena lupa ngecas. Tapi dari situlah saya sadar—ternyata waktu offline itu... tenang. Kayak suara adzan maghrib pas listrik mati, cuma suara itu yang hidup. Dan jujur, udah lama saya nggak merasa ‘hidup’ kayak gitu.
Kalau kamu aktif di IPM, atau organisasi pelajar manapun, pasti ngerti deh rasanya: grup WA rame 24 jam, Google Docs buka terus, IG story isinya ajakan rapat. Kita sibuk. Kita aktif. Tapi... kok rasanya capek terus ya? Bukan cuma badan, tapi kepala, mata, hati. Kayak HP yang cuma standby tapi terus panas. Gitu nggak sih?
Pernah nggak sih kamu buka HP buat bales chat rapat, tapi malah nyasar ke TikTok 45 menit? Itu aku. Dan kayaknya bukan cuma aku. Ini kayak kebiasaan nasional yang nggak masuk kurikulum. Padahal kita ini aktivis pelajar, lho. Kita ngajak orang buat semangat belajar, jaga ibadah, ngerti makna hidup. Tapi diri sendiri? Scroll terus, kadang sampai lupa waktu Isya.
Waktu Salat = Waktu Offline
Ini sederhana. Tapi powerful banget. Coba deh, mulai dari hal sekecil ini: setiap salat, HP di-silent, dijauhkan. Bukan sekadar nggak dibuka, tapi benar-benar ditaruh. Jauh. Kalau bisa di luar ruangan. Jangan cuma “mode pesawat”, tapi otak kita juga disuruh mode tafakur. Lima kali sehari, kita dapat momen buat detoks. Tapi seringnya malah sambil cek notif.
Saya pernah nyobain: 10 menit sebelum salat, udah nggak pegang HP. Saya ambil wudhu, duduk dulu sebentar. Kadang cuma diam. Kadang ngelamun. Kadang nulis di kertas. Tapi anehnya, pikiran jadi lebih jernih. Dan waktu salat? Jauh lebih khusyuk.
Kamu Gak Harus Tahu Segalanya
Serius. Ini bukan ujian nasional. Kamu nggak harus tahu semua yang terjadi di grup jam 2 pagi. Atau story terbaru dari akun quote Islami yang ngasih nasihat tapi bikin overthinking. Kita ini bukan mesin. Bukan admin semesta.
Kalau kamu udah pernah ngerasa: “kok aku ketinggalan info ya?”, terus jadi buru-buru buka HP, scroll semua, baca semua, sampai lupa ngunyah mie rebus—selamat, kamu kena FOMO (Fear of Missing Out). Tapi tahu nggak? Nabi nggak punya HP, dan beliau tetap jadi manusia paling berpengaruh sepanjang masa. Artinya: ketinggalan info bukan dosa.
Offline Itu Sunnah Kehidupan
Ada masa Nabi menyepi di Gua Hira. Ada waktu beliau bangun tengah malam buat salat. Nggak bawa gadget, nggak buka DM. Hening, sunyi, dan penuh makna. Kita bisa coba juga. Nggak harus ke gunung. Cukup matikan HP sejam sebelum tidur. Ganti dengan baca Al-Quran, zikir pelan, atau nulis jurnal (pakai tangan, bukan Notes HP ya).
Saya pernah nyoba detoks digital 24 jam. Awalnya gelisah, takut ada yang nyari. Tapi setelah jam ke-10, saya merasa... bebas. Ternyata saya selama ini cuma jadi budak notif. Dan lucunya, nggak ada yang nyari saya. Grup tetap jalan. Dunia tetap muter. Kadang kita terlalu merasa penting, padahal sebenarnya yang butuh kita bukan WA—tapi diri sendiri.
Tips Gak Ribet Buat Detoks Digital Ala Aktivis Muslim
- Setiap adzan, letakkan HP di tempat berbeda. Jauhkan dari sajadah. Latih otak buat tahu: “waktu salat = waktu diam.”
- Satu jam sebelum tidur, no screen. Ganti dengan murajaah hafalan, nulis hal-hal yang bikin kamu bersyukur hari itu.
- Hari Jumat = puasa digital. Gak harus full. Minimal dari subuh sampai dzuhur, coba offline. Fokus dzikir dan baca surah Al-Kahfi.
- HP-mu bukan pemimpinmu. Atur notifikasi. Matikan yang nggak penting. Jangan biarkan HP yang ngatur kamu. Kamu yang ngatur HP.
- Coba hari tanpa medsos tiap bulan. Bikin ini jadi kebiasaan bareng teman IPM. Saling support. Bikin challenge kebaikan offline.
Saya Tahu, Ini Gak Gampang
Saya tahu, ini gak gampang. Kadang kita butuh HP buat dakwah, buat rapat, buat nyari bahan ngisi pengajian. Tapi coba jujur: lebih banyak kita pakai buat itu atau buat nonton kompilasi kucing jatuh dari meja? Saya juga suka yang kucing, tenang aja. Tapi jangan sampai kita kehilangan fokus.
Digital detox bukan berarti anti teknologi. Tapi kita butuh jarak. Supaya bisa kembali pakai dengan niat yang lebih jernih. Biar postingan dakwahmu bukan sekadar repost dari akun orang, tapi hasil dari hati yang tenang dan kepala yang bersih.
Ayo Kita Mulai, Pelan-pelan Aja
Mulai dari sekarang. Nggak usah nunggu tahun baru atau momen hijrah. Kamu bisa mulai malam ini. Taruh HP di luar kamar. Bangun pagi tanpa alarm HP, tapi pakai niat bangun karena Allah. Dan besok, coba liat dunia tanpa filter. Kadang lebih absurd, tapi juga lebih nyata.
Kalau kamu baca sampai sini, makasih. Mungkin kita sama-sama lelah. Tapi insyaAllah, kita bisa saling ingatkan. Pelan-pelan, satu layar ditutup, satu ruang dibuka untuk Allah. Semangat detoks, aktivis muda!
Welcome to IPM Ranting Dahu
Why Student Activists Need a Digital Detox (And How to Do It in an Islamic Way)
I’m writing this while my phone is dead. Not because I planned a detox, but because I forgot to charge it. And weirdly enough... I feel calm. Like hearing the adzan during a blackout. The only sound that matters.
If you’re in IPM or any student organization, you know the drill—group chats going crazy, Docs always open, IG full of meeting invites. We’re active. We’re “on fire.” But we’re also... tired. Like, all the time. It’s not just physical. Our heads, eyes, hearts—they’re all... overheating.
Ever open your phone to check a meeting text, but end up watching TikTok for 45 minutes? Yeah, same. And it’s not just us. It’s like a collective student disease that nobody talks about in school.
Prayer Time = Offline Time
This one’s easy. But powerful. During each prayer time, put your phone far away. Not just “don’t check it,” but really... put it down. In another room, if possible. Don't just go into airplane mode—let your brain go into tafakkur mode. Five built-in detox sessions a day. Use them.
I tried it. Ten minutes before prayer, I stop touching my phone. I take wudhu. Sit quietly. Sometimes I zone out. Sometimes I write. But somehow, when I pray, I’m way more focused. And... lighter.
You Don’t Have to Know Everything
Really. You’re not Google. You don’t have to know what happened in the group chat at 2 a.m. Or watch every viral Islamic quote story that actually just gives you anxiety. You’re a human. Not a notification manager.
If you’ve ever thought, “Am I missing out?” and then scrolled like crazy till you forgot your instant noodle—congrats, you’ve met FOMO. But hey, the Prophet didn’t own a phone, and he changed the world. You’ll survive missing a meme.
Offline is the Sunnah of Life
The Prophet spent time in the cave of Hira. He woke up at night, not to check messages, but to pray in peace. We can do the same. No cave needed. Just no screen for one hour before bed. Read Qur’an. Do dhikr. Write in a notebook (like, paper—not Notes app).
I did a 24-hour digital detox once. At first I was panicking. What if people needed me? But after 10 hours? I felt free. Turns out, I wasn’t as important to the group chat as I thought. The world moved on. And honestly... I liked that.
Simple Digital Detox Tips for Muslim Students
- When the adzan comes, put your phone away. Far from your prayer mat. Train your brain to pause.
- No screen one hour before bed. Read Qur’an. Reflect. Write down what you’re grateful for.
- Friday = digital fasting. Just from fajr to zuhr. Use that time to recite Al-Kahf and chill with your soul.
- Your phone is not your leader. Turn off useless notifications. You control it—not the other way around.
- Try one no-social-media day a month. Do it with friends. Make it a challenge. Celebrate silence.
I Know—It’s Not Easy
I know it’s not easy. Sometimes we need our phones to prep for da’wah or meetings. But let’s be honest: are we really using it for that... or for cat videos? I like the cats too. But balance, bro.
Digital detox doesn’t mean anti-tech. It means creating space—so we can return to tech with better intention. Your da’wah will feel more real, more sincere, less rushed.
Let’s Start. Slowly is Okay.
Start now. Tonight. Don’t wait for New Year’s. Put your phone outside your room. Wake up not with an alarm app, but with a prayer in your heart. See the world without filters. It’s weird sometimes. But it’s also real.
If you’ve read this far—thank you. Maybe we’re both tired. But inshaAllah, we’ll find peace in slowing down. Let’s unplug. Breathe. Pray. Detox. Together.
Post a Comment for "Kenapa Aktivis Pelajar Butuh Detoks Digital (dan Gimana Caranya Secara Islami)"
Post a Comment