Kaizen di Tengah Rapat: Cara Kader Pelajar Muhammadiyah Belajar Disiplin Tanpa Jadi Robot
🔀 Read in English 🇬🇧
Selamat Datang di IPM Ranting Dahu
Kaizen di Tengah Rapat: Cara Kader Pelajar Muhammadiyah Belajar Disiplin Tanpa Jadi Robot
Saya pernah duduk di rapat IPM sampai jam setengah sebelas malam. Sambil ngantuk, sambil nahan lapar, dan ironisnya… sambil diskusi tentang "efektivitas waktu rapat." Klasik.
Waktu itu saya mikir, ini kita rapat bahas cara biar rapat nggak kelamaan, tapi kita kelamaan bahas itu. Inception? Mungkin. Tapi dari situ saya mulai mikir lebih dalam: jangan-jangan kita selama ini bukan kurang disiplin, tapi… kurang istirahat.
Tapi kan katanya, kader itu harus disiplin. Harus hadir di setiap rapat. Harus jadi panitia. Harus ini, harus itu. Tapi siapa yang ngajarin kita caranya disiplin tanpa jadi robot?
Lalu saya kenal Kaizen. Ya, konsep dari Jepang itu. Tapi saya nggak nemu itu di buku motivasi. Saya nemu itu pas lagi ngeliatin kotak alat tulis IPM yang isinya udah kacau. Ada spidol kering, kertas bekas, dan stiker acara 2 tahun lalu.
Saya bersihin pelan-pelan. Tiap hari satu laci. Nggak semua langsung rapi, tapi ada rasa puas. Ternyata Kaizen itu bukan soal bikin perubahan besar. Tapi nyicil. Ngerapihin laci juga bentuk perubahan.
Jadi saya coba bawa itu ke rutinitas organisasi. Saya mulai dari hal kecil: Datang rapat tepat waktu, walau kadang belum mandi. Nulis notulen rapi, walau tulisannya jelek. Bikin rundown, walau belum tentu diikutin. Tapi saya mulai aja dulu. Dan anehnya, makin lama saya ngerasa ringan.
Apakah saya jadi robot? Nggak. Saya masih bisa ketawa di tengah rapat. Masih suka bengong kalau pembahasannya ngelantur. Tapi saya jadi lebih sadar: bukan soal seberapa banyak yang kita lakukan, tapi seberapa konsisten kita belajar melakukannya lebih baik.
Kamu yang sekarang lagi aktif di IPM, pasti pernah merasa jenuh. Ngerasa stuck. Ngerasa "kok kayaknya aku doang yang jalanin program." Tenang, kamu nggak sendiri. Dan itu bukan tanda kamu lemah. Justru itu tanda kamu manusia.
Tapi biar kamu tetap waras, kamu perlu seni untuk bertahan. Dan seni itu adalah: Kaizen. Bukan biar kamu sempurna, tapi biar kamu nggak berhenti mencoba. Biar kamu sadar, disiplin itu bukan target, tapi kebiasaan yang dibangun pelan-pelan.
Coba deh mulai dari hal kecil: datang tepat waktu sekali seminggu. Lalu minggu depannya dua kali. Terus aja. Lama-lama kamu sendiri yang akan nyari ritme itu. Dan nggak usah terlalu keras sama diri sendiri. Kalo sekali-sekali telat, nggak apa-apa. Yang penting kamu tau kenapa kamu telat. Dan kamu nggak berhenti nyoba.
Kalau kamu pengen IPM kamu jadi lebih hidup, jangan cari jurus sakti. Cari kebiasaan kecil yang bisa dibiasakan bareng. Dari mulai beresin proyektor habis pakai, sampai bilang makasih ke yang nyiapin konsumsi. Semua itu bagian dari Kaizen versi kader.
Dan ingat, rapat itu bukan lomba duduk paling lama. Tapi momen buat saling dengar. Kalau kamu udah ngerti itu, kamu akan paham disiplin bukan cuma soal waktu. Tapi soal rasa hormat ke orang lain dan ke dirimu sendiri.
Jadi, ayo kita latih disiplin tanpa jadi robot. Karena kalau semua kader udah kayak robot, siapa yang bakal ketawa pas pembukaan acara gagal karena MC grogi?
Salam hangat dari meja notulen yang penuh coretan.
Welcome to IPM Ranting Dahu
Kaizen in the Middle of a Meeting: How Muhammadiyah Student Leaders Learn Discipline Without Becoming Robots
I once sat through an IPM meeting until 10:30 PM. Half asleep, half hungry, ironically while discussing... how to make meetings shorter. Classic.
I remember thinking — we’re holding a long meeting to talk about shorter meetings. Inception? Maybe. But that’s when it hit me: maybe we’re not undisciplined. Maybe we’re just exhausted.
We’re told that as student leaders, we must be disciplined. Attend every meeting. Join every committee. Say yes to everything. But who teaches us how to be disciplined without becoming a soulless machine?
Then I stumbled upon Kaizen. Not from some self-help book, but while cleaning out the IPM stationery box. It was chaos — dried markers, old papers, and a sticker from an event two years ago.
I cleaned it slowly. One drawer a day. It didn’t get perfectly organized, but there was a weird sense of satisfaction. Turns out, Kaizen isn’t about big changes. It’s about baby steps. Even tidying a drawer counts.
I tried applying that to my student council routine. Showing up to meetings on time — even if I hadn’t showered. Taking neat minutes — even if my handwriting looked like chicken scratch. Writing run-downs — even if nobody followed them. But I just kept doing it. And it got easier.
Did I become a robot? Nope. I still laugh during meetings. Still daydream when discussions go in circles. But now I realize: it’s not about how much we do. It’s about how we keep learning to do it better.
If you're in IPM right now, you’ve probably felt stuck. Burned out. Like you're the only one carrying the entire program. You’re not alone. And that’s not a weakness. That’s being human.
To stay sane, you need an art of survival. And that art is: Kaizen. Not to be perfect, but to keep going. To realize that discipline isn’t a goal — it’s a habit we build, one small act at a time.
Try one small thing: arrive on time once a week. Then twice. Then more. You’ll find your rhythm. Don’t be too harsh on yourself. If you’re late once in a while, it’s fine. Just know why, and keep trying.
If you want your IPM to thrive, stop looking for magic formulas. Start finding tiny habits everyone can adopt. Like putting the projector back, or thanking the food committee. That’s Kaizen for student leaders.
And remember, meetings aren’t endurance contests. They’re moments to listen. If you get that, you’ll know that discipline is more than punctuality. It’s about respect — for others and yourself.
So let’s practice discipline without becoming robots. Because if every student leader turns robotic, who’s going to laugh when the MC messes up the event opening?
Warm regards from a notetaking corner full of doodles.
Post a Comment for "Kaizen di Tengah Rapat: Cara Kader Pelajar Muhammadiyah Belajar Disiplin Tanpa Jadi Robot"
Post a Comment